Minggu, 17 April 2011

Tips Mengemudi Irit BBM ala GM


 — Harga minyak yang terus naik membuat pemilik mobil ikut pusing. Pasalnya, harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Ternyata kondisi tersebut juga menjadi kekhawatiran produsen mobil. General Motors, misalnya, membuat artikel khusus, yaitu mengemudi irit bensin.
Produsen mobil terbesar di Amerika Serikat tersebut memberikan langkah-langkah sederhana yang mungkin sering kita hiraukan pada kondisi harian. Padahal, jika dilakukan dengan benar,  bisa mengirit bensin dan tentu saja ikut mengurangi emisi karbon.


Berikut 10 tips hemat berkendara ala GM * Pastikan mesin mobil terawat dengan baik. Sensor oksigen dan saringan udara yang bersih bisa menghemat konsumsi bahan bakar hingga 4 persen. * Perhatikan tekanan ban! Mesti harus sesuai dengan  produsen mobil. Biasanya tertera pada stiker di dalam pintu depan. Jika dilakukan dengan baik, bisa menambah jarak tempuh sampai 3,3 persen dari 1 liter bensin. * Kurangi bawaan di dalam mobil. Setiap pengurangan bobot 45,3 kilogram menghemat konsumsi bensin 2 persen. * Jangan kebut-kebutan, kalau bisa berkendara dengan kecepatan di bawah 85 per jam (kpj). Pasalnya, setiap kecepatan naik 10 kpj di atas 100 kpj akan membutuhkan bensin tambahan yang berarti juga biaya tambahan. * Jangan menghidupkan mesin saat ketika berhenti.  Karena setiap 15 menit stasioner, mesin akan membakar sekitar 100 cc  bensin secara cuma-cuma. * Jangan berakselerasi dan mengerem secara  mendadak. Kalau cara ini dilakukan, bisa berhemat bensin sampai 33 persen di  jalan tol dan 5 persen di jalan perkotaan. * Matikan penyejuk udara (AC) bila udara di luar segar. * Gunakan  oli mesin yang direkomendasikan pabrik,  menghemat 1-2 persen. * Hindari jalan-jalan padat lalu lintas.

Selasa, 12 April 2011

Baterai 240 Km untuk Zoe

Kendati baru diluncurkan pada pertengahan 2012, mobil listrik Renault yang berukuran kompak (segmen-B), Renault Zoe, diberitakan oleh Autocar pada 2015 akan menggunakan baterai Li-ion yang bisa buat menempuh jarak 240 km untuk sekali isi atau cas. Saat ini Renault mengklaim, kemampuan baterai Li-ion yang digunakan Zoe baru bisa buat menempuh jarak 160 km. Sama dengan aliansi Jepangnya, Nissan Leaf.
Peningkatan jarak tempuh sampai 50 persen karena Renault berhasil "mengembangkan bahan kimia" yang akan digunakan pada baterai Li-ionnya. Saat ini Renault aktif mengembangkan kimia baterai.
Kemungkinan campuran kimia yang digunakan adalah "seng-udara" atau "perak-seng". Malah lebih hebat lagi, pada 2025 diperkirakan baterai mobil listrik bisa digunakan untuk menempuh jarak tempuh 480 km.

Renault menargetkan Zoe akan menjadi mobil listrik terlaris dengan menggunakan paket baterai Li-ion dengan motor yang mampu menghasilkan tenaga 80 PS dan torsi 222 Nm. Kemampuan berakselerasi 0-100 km/jam dalam 6,1 detik dan bisa dikebut pada kecepatan tertinggi 135 km/jam.

Minggu, 20 Maret 2011

9 Teknologi Transportasi yang Aneh…

Memang menemukan sebuah ide tidaklah mudah, bahkan inovasi-inovasi terbaik yang ada di dunia ini berasal dari ide-ide yang sangat konyol, Thomas Edison banyak dicaci oleh orang-orang sekitarnya sebelum ia menemukan bola lampu. Wright bersaudara banyak ditertawakan oleh para penonton yang menonton percobaan mereka untuk terbang. Diperlukan keteguhan untuk merubah pola pikir orang banyak. Berikut ini adalah ide-ide inovatif dari para penemu yang mungkin saat ini terlihat konyol.
1. Mobil Roda 3
Penemuan Sepeda Roda 3 sangatlah jenius untuk menjaga agar anak-anak tidak terjatuh dari sepeda mereka. Namun apakah ide yang sama dapat diterapkan juga pada sebuah mobil? Hmm, pernah nonton film Mr. Bean? pasti ingat musuh bebuyutannya, sebuah mobil berjenis Reliant Robin.


Tidak perlu seorang insinyur untuk menilai, kalau jenis mobil tersebut sangatlah labil, apalagi dalam mengambil tikungan tajam. Semua beban mobil bagian depan harus diseimbangkan oleh sebuah roda. Apalagi kalau tikungan tersebut dilakukan dengan kecepatan tinggi.
Kesimpulannya, orang yang berminat atas mobil tersebut harus memiliki rute yang lurus ke tempat kerja sehari-hari, dan tidak pernah tergesa-gesa, meskipun urusannya darurat.
2. Sinclair C5

Kalau yang ini lebih mirip lagi dengan sepeda roda 3. Dijelaskan sendiri secara gamblang di dalam website mereka, “Sinclair C5, sebuah malapetaka pemasaran. Media menyebutnya sebagai lelucon. Dari 12 ribu unit Sinclair, sebagian besar dibuang ke luar negeri.
3. Toyota Personal Mobility Concepts

Toyota yang telah berkembang dan menguasai pasar otomotif dunia, kini berniat menguasai pasar kursi roda di masa depan. i-unit, i-swing, dan terakhir i-real, merupakan produk yang menurut Toyota sendiri tidak memiliki point pejualan.
Apalagi ukurannya yang memakan ruang parkir hampir seukuran sebuah mobil, kecepatan maksimum hanya 20 mph, dan tidak memiliki sistim keamanan apapun untuk pengendaranya.

Memang ide untuk mengembangkan suatu kendaraan dengan jumlah roda yang ganjil cukup menjadi bahan lelucon. 4. Kendaraan Beroda Satu

Ini adalah Audi Snook, sebuah kendaraan beroda satu yang dipasangi mesin. Mskipun hanya baru konsep, tetapi konsep ini telah mendapatkan penghargaan beberapa kali. Meskipun kendaraan ini dapat berdiri secara seimbang apabila dalam keadaan berhenti, anda tidak akan mau berada di dalamnya ketika angin kencang tiba-tiba bertiup.
Coba kita bayangkan, ada dua atau beberapa Snook yang saling bertabrakan tentu sangatlah menggelikan.
5. Railplanes (Kereta Terbang)

Ini sebenarnya adalah sebuah proyek yang sudah ditutup. Tetapi idenya sendiri masih berkembang hingga saat ini. Pada dasarnya kereta terbang adalah sebuah kereta api yang dipasangi baling-baling di bagian ekornya. Pada masa 1930an, pesawat adalah kendaraan yang paling cepat dan kereta api adalah kendaraan dengan daya angkut paling banyak.
Bagaimana menggabungkannya adalah ide yang paling konyol, karena tanpa menghiraukan prinsip aerodinamis, kereta api yang tidak memiliki keseimbangan akan hancur berantakan ketika baling-baling tersebut digunakan, belum lagi masalah keamanan, baling-baling sebesar itu dalam sebuah kendaraan darat.
ilustrasi
6. Kendaraan Berkaki

Karena keterbatasan roda yang hanya efektif di permukaan datar dan dengan maksud meniru sistim kerja kaki manusia yang dapat berjalan di segala medan, dibuatlah proyek kendaraan berkaki. Disponsori oleh militer, kendaraan berkaki banyak menghabiskan banyak sekali dana dan sejauh ini yang bisa dibuat adalah “Walking Truck”. sebuah kendaraan yang sangat susah dikendalikan, belum lagi tingkat kecepatannya yang sangat lambat.
7. Mobil Tenaga Nuklir

Adalah Ford Nucleon, yang memiliki konsep dengan tenaga nuklir. Diusulkan oleh Ford pada tahun 1958, ketika pengetahuan tentang dampak nuklir masih sangat sedikit. Didesain dengan menempatkan reaktor di belakang dan kabin penumpang di depan agak jauh daripada mobil biasa untuk melindungi pengendara dari radiasi.

Konyolnya tanpa menyadari kalau terjadi tabrakan dari arah belakang, akan terjadi ledakan nuklir. 8. Bis Layang

Bis yang merupakan moda jalan raya yang dapat menampung penumpang terbanyak, memiliki kekurangan dengan ukurannya yang terlalu banyak makan tempat di dalam jalur lalu lintas. Oleh karena itu, insinyur-insinyur di China membuat sebuah konsep bis yang berjalan di ketinggian, melewati berbagai macam kemacetan di jalan raya.

Pemerintah China sangat serius mengembangkan ini, bahkan direncanakan akan beroprasi di 2011 dekat ini. 9. Mobil Terbang

Ide akan sebuah mobil terbang sejak dahulu sangatlah populer. Bagaimana tidak, sebuah mobil yang bisa terbang tidak akan menemukan kemacetan, polisi, atau pedagang asongan di perempatan. Tetapi untuk mewujudkannya adalah hal yang sangat menyedihkan.
Sejauh ini sebuah mobil terbang yang dibuat hingga mendapatkan penghargaan oleh Majalah Times sebagai penemuan terbaik 2010 adalah Terrafugia yang pada dasarnya adalah sebuah pesawat dengan 4 roda seperti mobil.
Tentu membutuhkan sebuah landasan pacu untuk terbang. Artinya, sebuah jalan panjaaaaang dan mulus tanpa hambatan agar Terrafugia dapat terbang, dan mendarat. Lalu apa bedanya dengan pesawat terbang capung?

Sabtu, 19 Maret 2011

Melaksanakan Pekerjaan Dasar Kelistrikan

BAB I
PENDAHULUAN


A. DESKRIPSI


Modul Melaksanakan pekerjaan dasar kelistrikan dengan kode ABMR 011.016 -1A berisi materi dan informasi tentang dasar listrik, arus, tegangan, tahanan, hukum Ohm, daya listrik. Pada modul ini juga mengungkap tentang rangkaian kelistrikan yaitu rangkaian seri, parelel dan kombinasi, serta masalah magnet dan induksi. Materai diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan.

Modul ini disusun dalam 7 kegiatan belajar. Kegiatan belajar

  1. Mengukur tegangan, arus dan tahanan, kegiatan belajar 
  2. Merangkai hubungan seri, parallel dan kombinasi, kegiatan belajar
  3. Mendemontrasikan penggunaan magnet, Kegiatan belajar 
  4. Mendemontrasikan timbulnya induksi sendiri/ mutual induction, kegiatan belajar 
  5. Menggunakan Electric Wire, kegiatan belajar  
  6. Menggunakan electrical wire conector dan kegiatan belajar 
  7. Multimeter.
Setiap kegiatan belajar berisi tujuan, materi, dan diakhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materai, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indicator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.

Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dengan siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui


B. PRASYARAT


Modul ini merupakan kompetensi dasar dalam bidang kelistrikan sehingga tidak menuntut prasyarat untuk mempelajarinya.


C. PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Petunjuk Bagi Siswa
  1. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.
  2. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada uraian yang kurang jelas silakan bertanya pada guru/ instruktur.
  3. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada kumpulan lembar jawaban yang ada.
  4. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang ada.
  5. Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja yang termuat pada lembar kerja.
  6. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar.
  7. Bila saudara merasa siap mintalah guru/intruktur untuk menguji kompetensi saudara.


2. Petunjuk Bagi Guru/Istruktur

Guru/ intruktur bertindak sebagai fasilitator, motivator, organisator dan evaluator. Jadi guru/intruktur berperan:
  1. Fasititator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi siswa cepat tercapai.
  2. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan mencapai kompetensi dengan sempurna
  3. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar dalam mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.
  4. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan kegiatan selanjutnya.

D. TUJUAN AKHIR

Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:
  1. Merangkai hubungan seri, parallel dan gabungan .
  2. Mendemonstrasikan penggunaan magnet
  3. Mengukur tegangan, tahanan dan arus
  4. Mendemonstrasikan timbulnya induksi sendiri dan mutual pada kemagnitan
  5. Menggunakan electric wire
  6. Menggunakan electric wire connector
  7. Menggunakan multimeter
Untuk lebih lengkap modulnya silakan klik INI !!!

Alat Ukur

Alat Ukur ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar peserta diklat dapat menggunakan dan memelihara alat ukur dengan prosedur yang benar. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
  1. Pengukuran linier langsung,
  2. Pengukuran linier tak langsung,dan  
  3. Pengukuran sudut.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang pengukuran linier langsung. Kegiatan 2 membahas tentang pengukuran linier tak langsung. Kegiatan belajar 3 membahas tentang pengukuran sudut. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat (siswa) diharapkan dapat menggunakan dan memelihara alat ukur dengan prosedur yang benar.



Mungkin anda membutuhkan modul Kopling atau Las Gas Metal  untuk mendukung proses pembelajaran anda.

B. PRASYARAT

 Sebelum memulai modul ini, peserta diklat program keahlian teknik mekanik otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul yang harus dipelajari lebih awal sesuai dengan diagram pencapaian kompetensi dan peta kedudukan modul.


C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
  • Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
  • Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
  • Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
  1. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
  2. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
  3. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
  4. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
  5. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
  6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
  • Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :

  1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
  2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
  3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan.
  4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
  5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
  6. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan :

  1. Memahami prosedur penggunaan dan pemeliharaan alat ukur linier langsung.
  2. Memahami prosedur penggunaan dan pemeliharaan alat-alat ukur linier tak langsung.
  3. Memahami prosedur penggunaan dan pemeliharaan alat-alat ukur sudut.
Untuk lebih lengkap modulnya silakan Download ini !!!!

    Kopling

    Kopling merupakan sautu sistem ata rancangan yangdapat menyabung, melepas perpindahan tenaga dari suatu benda yang berputar ke benda yang lainnya

    Modul OPKR-30-002B tentang “Perbaikan Kopling dan Komponen-komponennya” ini membahas beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melepas/membongkar, merakit/memasang unit kopling dan sistem pengoperasian kopling beserta komponenkomponennya secara efektif, efisien dan aman. Modul ini terdiri atas dua cakupan materi yang akan dipelajari meliputi:
    1. Kegiatan belajar ke-1 membahas tentang jenis-jenis konstruksi, cara kerja, identifikasi kerusakan, metode perbaikan dan penyetelan unit kopling serta standar prosedur keselamatan kerja. 
    2. Kegiatan belajar ke-2 membahas tentang jenis-jenis konstruksi, cara kerja, identifikasi kerusakan, metode perbaikan dan penyetelan sistem pengoperasian kopling serta standar prosedur keselamatan kerja. Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat memahami konstruksi dan cara kerja unit kopling dan sistem pengoperasiannya.
    B. PRASYARAT

    Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-30-002B antara lain adalah OPKR-30-001B.


    C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat


    Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
    • Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru yang mengajar kegiatan belajar tersebut.
    • Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
    • Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
    1. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
    2. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
    3. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
    4. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
    5. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
    6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
    • Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
    2. Petunjuk Bagi Guru

    Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
    1. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
    2. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
    3. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
    4. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
    5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
    6. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk membantu jika diperlukan

    D. TUJUAN AKHIR

    Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan :
    1. Memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi unit kopling dengan baik.
    2. Melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan penggantian kerusakan unit kopling dan komponennya dengan prosedur yang tepat.
    3. Memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi sistem pengoperasian kopling dengan baik.
    4. Melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan penggantian kerusakan sistem pengoperasian kopling dan komponennya dengan prosedur yang tepat.

    Untuk lebih lengkap modul Koplingnya silakan klik  ini!!!

    Las Gas Metal

    Las Gas Metal ini membahas dasardasar pengetahuan tentang las gas metal, praktik pengelasan, dan pengetahuan tentang pemeriksaan pengelasan berikut dengan cara memperbaiki kerusakan/ cacat pengelasan. Aspek-aspek yang akan dibahas dalam modul ini meliputi: prinsip pengelasan las gas metal dan prosedur pemasangan perlengkapannya, distorsi dan pencegahannya, pengelasan sambungan sudut dengan berbagai macam posisi pengelasan, pengelasan sambungan tumpul dengan berbagai macam posisi pengelasan, pemeriksaan hasil las dan cara memperbaiki kerusakannya.

    B. PRASYARAT

    Modul ini akan lebih mudah diselesaikan oleh peserta diklat yang sudah menguasai kompetensi mengelas dengan las busur metal dalam hal penguasaan penyetelan arus, teknik ayunan, dan kecepatan penggeseran kawat las ketika proses pengelasan dengan las gas metal dilakukan.



    C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    1. Penjelasan Bagi Peserta Diklat

    Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dalam menggunakan modul ini, langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
    1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Materi yang kurang jelas dapat ditanyakan pada guru maupun instruktor yang mengampu kegiatan ini.
    2. Kerjakanlah tugas-tugas yang diberikan pada setiap kegiatan belajar. Hal ini akan menambah kedalaman peserta diklat pada penguasaan materi-materi yang dibahas pada kegiatan belajar yang bersangkutan.
    3. Kerjakan tes formatif dengan baik. Tes ini menunjukkan tingkat penguasaan peserta diklat pada materi-materi yang dibahas dalam kegiatan belajar yang bersangkutan.
    4. Jangan berpindah pada kegiatan belajar berikutnya, jika penguasaan materi pada kegiatan belajar sebelumnya masih belum dikuasai. Ulangi kegiatan belajar ini dan bertanyalah hal-hal yang belum dikuasai kepada guru atau instruktor yang mengampu.
    5. Kerjakanlah tugas praktik yang terdapat dalam lembar kerja dengan baik. Keberhasilan peserta diklat dalam mengerjakan tugas ini dapat dilihat dengan kualitas pekerjaan yang memenuhi standar yang telah ditentukan. Jika hasil praktik belum memenuhi standar dimaksud, ulangi tugas praktik yang bersangkutan sampai didapatkan hasil praktek yang memenuhi.
    2. Petunjuk Bagi Guru

    Peran guru atau instruktor pada setiap kegiatan belajar modul adalah:
    1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
    2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
    3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
    4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
    5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
    6. Merencanakan seorang ahli/ pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
    7. Merencanakan proses penilaian dan dan menyiapkan perangkatnya.
    8. Melaksanakan penilaian.
    9. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
    10. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.

    D. TUJUAN AKHIR
    Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini, peserta diklat diharapkan:
    1. Menjelaskan prinsip pengelasan las gas metal dan prosedur pemasangan perlengkapannya.
    2. Menjelaskan distorsi dan pencegahannya.
    3. Melakukan pengelasan sambungan sudut dari berbagai macam posisi pengelasan dengan hasil sesuai standar.
    4. Melakukan pengelasan sambungan tumpul dari berbagai macam posisi pengelasan dengan hasil sesuai standar.
    5. Menjelaskan pemeriksaan hasil las dan cara memperbaiki kerusakannya.

    Untuk lebih lengkap modulnya silakan klik ini!!!

    Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine

    BAB I
    PENDAHULUAN


    A. DESKRIPSI


    Modul Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
    •  Pemahaman prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak maupun 4 tak,
    • Pemahaman prinsip kerja dari motor diesel 4 tak, 
    • Pemahaman prinsip kerja system pendinginan,  
    • Pemahaman prinsip kerja system pelumasan, 
    • Pemahaman prinsip kerja system bahan bakar,
    • Pemahaman proses perhitungan daya motor, 
    • Pemahaman konstruksi dan fungsi bagian utama Engine, 
    Modul ini terdiri atas satu kegiatan belajar yang membahas tentang prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak maupun 4 tak, prinsip kerja dari motor diesel 4 tak, prinsip kerja sistem pendinginan, prinsip kerja sistem pelumasan, prinsip kerja system bahan bakar, memahami proses perhitungan daya motor, memahami konstruksi dan fungsi bagian utama Engine, prosedur membongkar dan memasang bagian-bagian utama Engine dan cara pembersihan Engine dengan Glass Bead. Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat memahami cara Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine. Bagi siswa yang telah mampu menguasai modul ini dapat melanjutkan modul berikutnya (lihat pada peta kedudukan modul).

    B. PRASYARAT

    Modul ini merupakan modul bertingkat yang memerlukan pemahaman dan penguasaan, sebelum memulai modul ini diwajibkan untuk menempuh modul ABMR 011.04.A dan modul- modul sebelumnya bagi peserta diklat pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.

    C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat


    Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
    • Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
    • Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
    • Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
    1. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
    2. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan bai
    3. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cerma
    4. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
    5. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
    6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
    • Jika belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan.

    2. Petunjuk Bagi Guru


    Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
    1.  Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
    2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
    3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
    4. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
    5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
    6. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

    D. TUJUAN AKHIR

    Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan mampu :
    1. Menjelaskan prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak maupun 4 tak,
    2. Menjelaskan prinsip kerja dari motor diesel 4 tak,
    3. Menjelaskan prinsip kerja sistem pendinginan,
    4. Menjelaskan prinsip kerja sistem pelumasan,
    5. Menjelaskan prinsip kerja sistem bahan bakar,
    6. Menjelaskan proses perhitungan daya motor,
    7. Menjelaskan konstruksi dan fungsi bagian utama Engine,
    8. Menjelaskan prosedur membongkar dan memasang bagian-bagian utama Engine,
    9. Menjelaskan cara pembersihan Engine dengan Glass Bead.
    E. KOMPETENSI

    Modul AMBR 011.19-1.A membentuk sub kompetensi mengidentifikasi komponen engine. Uraian sub kompetensi ini dijabarkan seperti pada halaman berikutnya.
    Untuk lebih lengkap modulnya silakan klik ini!!!

    Modul Lengkap Otomotif

    Modul Otomotif memang sangat penting bagi siswa smk otomotif,  maupun guru otomotif tidak menutup kemungkinan juga untuk mahasiswa teknik mesi/otomotif untuk mempelajari modul-modul otomotif dibawah ini. Selain membanntu proses pembelajaran Modul ini juga menunjang dalam proses pembuatan rpp dan silabus otomotif,
    Pada modul otomotif ini ada beberapa modul yang bisa anda download seperti modu-mudul dibawah ini. siswa smk speda motor, siswa maupun guru kendaraan ringan juga bisa mempelajari modul otomotif ini


    Teknik Alat Berat

    1. Merawat 250 Jam Operasi Mesin (Moontly)
    2. Merawat 10 Jam Operasi Mesin (Daily)
    3. Merawat Unit Machine Harian
    4. Melepas dan Memasang Motor Starter
    5. Merawat Baterai
    6. Perawatan Unit Machine 50 Jam
    7. Melaksanakan Pekerjaan Dasar Under Carriage
    8. Melaksanakan Pekerjaan Dasar Kelistrikan
    9. Melaksanakan Pekerjaan Dasar Power Train
    10. Modul Melepas dan Memasang Hydraulic Tank
    11. Melepas dan Memasang Cylinder Head Group
    12. Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine


    Teknik Body Otomotif

    1. Mempersiapkan Komponen Kendaraan Untuk Perbaikan Pengecatan Ulang Kecil
    2. Mempersiapkan Permukaan Untuk Pengecatan Ulang
    3. Pelaksanaan Pemeriksaan Keamanan/Kelayakan Kendaraan
    4. Pelaksanaan Pengkilatan dan Pemolesan
    5. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
    6. Melepas dan Mengganti Rangkaian Listrik/ Unit Elektronik
    7. Melakukan Fabrikas, Pembentukan, Pelengkungan dan Pencetakan
    8. Melepas, Menyimpan dan Memasang Panel-panel Body Kendaraan Bagian-bagian Panel dan Perangkat Tambahan
    9. Melakukan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas dan Pemanas
    10. Memasang Perapat Komponen Kendaraan
    11. Melakukan Prosedur Masking
    12. Memilih Mempersiapkan dan Menggunakan Hiasan Trim Berperangkat
    13. Membuat Fabrikasi Komponen Fiberglass Bahan Komposit


    Teknik Gambar Mesin

    1. Bekerja dengan Mesin Umum
    2. Melepas dan Mengganti/ Mengepas Pelindung Moudling Transfer Gambar-gambar Hiasan, Stiker dan Decal/Lis, Spoiler
    3. Mengukur dengan Menggunakan Alat Ukur


    Teknik Pembentukan

    1. Gambar Bukaan/Bentangan Lanjut Benda Silinder/Persegi Panjang
    2. Gambar Bukaan/Bentangan Geometri Lanjut Benda Transisi
    3. Gambar Bukaan/Bentangan Geometri-Geometri Lanjut Benda Kerucut/konis


    Teknik Mekanik Otomotif

    1. Pengujian, Pemeliharaan/ Service dan Penggantian Baterai
    2. Perbaikan Kopling dan Komponen-komponennya
    3. Perbaikan Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya
    4. Pemeliharaan/Servis Unit Transmisi Manual dan Komponen-Komponenya
    5. Pemeliharaan/servis Sistem Pendingin dan Komponen-Komponennya
    6. Pemeliharaan/Servis Sistem Bahan Bakar Diesel
    7. Pemeliharaan/Servis Sistem Bahan Bakar Bensin
    8. Pemeliharaan/ Servis Poros Penggerak Roda
    9. Pemeliharaan/ Servis unit Kopling dan komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya
    10. Pemeliharaan/ Servis dan Perbaikan Kompresor Udara dan Komponen-komponennya
    11. Pembongkaran Perbaikan dan Pemasangan Ban Luar dan Ban Dalam
    12. Pelaksanaan Pemeliharaan Service Komponen
    13. Melepas, Memasang dan Menyetel Roda

    Teknik Pemesinan

    1. Mengoperasikan Mesin CNC (Dasar)
    2. Mengoperasikan dan Mengamati Mesin/Proses
    3. Menggerindra Pahat dan Alat Potong
    4. Mengeset Mesin dan Program Mesin NC/CNC (Dasar)
    5.Mengeset Mesin dan Mengedit Program mesin CNC
    6.Memprogram Mesin CNC (Dasar)
    7.Mempergunakan Mesin Gerinda
    8.Mempergunakan Mesin Frais ( Komplek )
    9.Mempergunakan Mesin Bubut ( Komplek )
    10.Melakukan Perhitungan Matematis
    11.Melakukan Perhitungan Lanjut
    12.Melakukan Perhitungan Dasar
    13.Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais
    14.Melakukan Pekerjaan dengan Mesin


    Teknik Pengecoran

    1. Pembersihan dan Pemotongan Produk Pengecoran
    2. Operasi Mesin Kerja Kayu Secara Umum
    3. Mengoperasikan Mesin Pengecoran Bertekanan
    4. Mengoperasikan Mesin Cetak dan Mesin Inti
    5. Menggunakan Perkakas Bertenaga dengan Operasi digenggam
    6. Mempersiapkan dan Mencampur Pasir Untuk Cetakan Pengecoran Logam
    7. Membuat Pola Resin
    8. Inspeksi dan Pengujian Benda Tuang
    9. Assembling Pola Plat


    Teknik Pengelasan

    1. Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Busur Metal manual
    2. Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas Tungsten
    3. Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Oksi Asetilen
    4. Menyolder dengan Kuningan dan atau Perak
    5.Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas Metal
    6.Mengelas dengan Proses Las Gas Metal
    7.Mengelas dengan Proses Las Gas Tungsten

     
    .................................trims untuk mas sanjaya...

    Pemeriksaan Cacat pada Logam

    Untuk mengetahui cacat dari bahan baku, faktor kualtas komponen-komponen sebelum melakukan fungsinya dalam suatu konstruksi, maka komponen tersebut perlu diteliti, diperiksa dan dikontrol.

    Untuk hal ersebut di atas dilakukan pemeriksaan tidak merusak atau NDT.

    Dalam bku Mc. Graw-Hill, encyclopedia Of Science and Technology, NDT didefinisikan :
    NDT ialah suatu istilah umum digunakan untuk memastikan pengujian yang dipakai dalam pelaksanaan industri, meskipun dari beberapa teknologi yang sama digunakan dalam lapangan kedokteran, seperti radiography (sinar X) dan ulrasonik.

    Dalam lapangan industri pengunaan NDT meliputi memonitor kualitas produksi dari proses manufaktur dan pemeliharaan produk atau komponen serta dari proses permesinan.


    NDT biasanya digunakan pada pengjujian konstruksi bangunan kapal laut, mesin pesawat terbang dan konstruksinya, manufaktur otomotif, manufaktur logam, pemeliharaan rel kereta apai, bangunan gedung dan lain sebagainya.

    NDT menggunakan sistem teknologi tinggi, sedangkan yang lain dipakai pengujian dasar yang mudah dikerjakan dengan operator yang tidak terampil sekalipun.

    NDT dalam lapangan keteknikan dikenal secara luas ada enam metode, aitu metode visual, penetran, magnetography, dan metode radiography.

    1. Metode Visual (Visual Method)

    Metode ini paling cepat dalam melakukan pemeriksaan dalam NDT. Metode ini dapat dipakai untuk emeriksaan kualitas permukaan visual pada dua hasil pengelasan yang erbeda yaitu hasil yang baik dan hasil pengelasan yang kurang baik yang disebabkan oleh arus terlalu rendah.

    Pemeriksaan visual barangkali sederhana sekali, contohnya seorang pemeriksa melihat pada objek yang diperiksa untuk mengecek warna atau kualitas permukaan bahan tersebut.

    Selain itu endoscope adalah alat untuk memeriksa permukaan bagian dalam sampai diameter 3 mm, alat ini dibantu dengan sistem penyinaran. Endoscope banyak dipakai pada pemeriksaan permukaan bagian dalam pesawat terbang. Metode ini menggunakan lensa optik untuk memperbesar objek.

    2. Metode Penetran (Liquid Penetrant Method)

    Pemeriksaan cara ini digunakan untuk emeriksa adanya cacat atau retak halus yang terbka terhadap permukaan bahan yang diperiksa.

    Pemeriksaan retak halus dapat dilakukan pada bahan logam magnetik dan non-magnetik. Pemeriksaan penetran dapat dibagi dua bagian yaitu cara Fluorensen dan cara pemberian zat warna yang dapat dilihat.
    Prinsip metode peneran adalah pada bahan yang diperiksa dicelupkan atau diberi cairan, airan tersebut akan merembes dalam retakan. Selanjutnya pada bahan uji tersebut diberi zat warna. Bahan tersebut diberi cahaya ultra violet bila ada retak maka akan telihat dengan jelas.

    3. Penetran Fluorensen

    Prinsip metode penetran fluorensen adalah campuran dasar minyak berisi fluorensen warna hijau hidup bila diberi sinar ultra violet.

    Prosedur menggunakan metode fluorensen sebagai berikut :
    - Membersihkan permukaan yang diperiksa, harus bersih dari karat, minyak atau air.
    - Pemberian penetran, dipoleskan atau disemprotkan sehinga menutupi permukaan bahan yang diperiksa.
    - Memberikan waktu yang diperlukan lebih kurang 10-20 menit, Waktu yang tepat tergamtung rekomendasi prosedur penetran
    - Membersihkan kelebihan penetran
    - Memberikan developper agar penetran yang masuk pada bagian yang retak muncul pada permukaan bahan uji.
    - Pemeriksaan retak. Setelah developper diberikan tunggu kurang lebih 5-10 menit atau separuh waktu pemberian penetran untuk memberikan kesempatan pada developper menarik penetran dari dalam retakan. Selanjutnya diberi sinar ultra violet di ruangan gelap sehinga indikasi adanya retak dapat dilihat.


    4. Metode Magnetografi (Magnetic And Electrical Method)

    Cara magnetografi digunakan untuk memeriksa cacat/retak halus pada permukaan logam yang magnetis seperti baja tuang.

    Prinsip kerja magnetografi adalah logam yang akan diperiksa diberi aliran listrik dengan ampere yang tingi sehinga menghasilkan medan magnet. Arah garis-garis gaya magnet adalah tegak lurus pada arah aliran listriknya. Bila pada bahan tersebut terdapat cacat, maka kedua permukaannya itu akan menjadi kutub magnet (utara-selatan) dimaa pada tempat itu gaya tarik magnet lebih kuat. Jika pada etak lus disebarkan partikel magnetik akan tertaik dan mengumpul di sekitar cacat halus tersebut.

    5. Metode Radiografi

    Radiografi digunakan untuk memeriksa cacat logam bagian dalam untuk semua jenis bahan. Radiografi menggunakan sinar X dan sinar Gamma. Sinar X dihasilan dari elektron sedangkan sinar gamma dihasilkan dari sumber radioaktif. Kedua sinar ini mempunyai kesamaan dan keduanya mempunyai karakter sebagai berikut :
    - Dapat melalui bahan yang tebal
    - Memancar dalam gera tegak lurus dan tidak dipengaruhi oleh listrik atau medan magnet
    - Dapat mempengaruhi emulsi fotografi.
    - Sinar ini berbahaya pada kehidupan sel karena dapat mengurangi sel dalam tubuh kita.

    a. Sinar X- Radiografi.

    Sinar X dihasilkan oleh elektron dengan kecepatan sinar tinggi. Energi ini kemudian diubah ke panas dan menghasilkan sinar X. elektron ini diarahkan ke cermin (target) dalam ruang hampa dan sinar tersebut memantul lagi melalui lubang tabung dan diteruskan menuju komponen yang diperiksa.

    Cara pemeriksaan yaitu bahan ditempatkan di antara tabung sinar-X dan Film. Jika bahan ersebut berat dan jenisnya sama seluruhnya, film akan menerima pecahannya yang merata. Akan tetapi kalau ada cacat, seperti lubang di dalam hasil penuangan atau dala pengelasan, maka jika film tersebut dicuci akan terlihat noa hitam.

    b. Sinar Gamma- Radiografi

    Metode ini secara fundamental mirip dengan metode sinar-X, tetapi perbedaannya adalh sumber cahanya. Sumber cahaya gamma dihasilkan dari sumber radiasi yang dihasilkan dari isotop radioaktif dari sebuah reaktor nuklir.

    Tidak seperti sinar X yang mempunyai cahaya lurus, sinar gamma ini dapat mengarah ke seua arah.

    Cara pemeriksaannya adalah film ditempatkan di bagian belakang benda. Apabila bahan tersebut cacat di baian dalam maka bila filmnya dicuci akan tampak cacat hitam.

    Perbedaan Metalurgi dan Metalografi

    Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metalografi. Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam dari ikatan unsur lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga diperoleh jenis logam atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan Metalografi adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur, temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.

    a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)

    Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran rendah (a low magnification)
    Kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang terdapat celah-celah, lubang-lubang pada struktur logam yang sifatnya rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan strukturnya antara satu dengan yang lain menurut kebutuhannya. Angka pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali.

    Pemeriksaan secara makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang tergolong besar dan kasar, seperti misal logam hasil coran atau tuangan, serta bahan-bahan yang termasuk non metal.

    b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)

    Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam di mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau ebih dengan menggunakan mikroskop industri.

    Metode Identifikasi Bahan Logam

    Biasanya, seorang pekerja di bidang las dan fabrikasi logam dapat dengan cepat mengidentifikasi jenis logam secara umum melalui pengamatan secara visual atau dengan melakukan tes, walaupun kadangkala elemen utama logam cukup sulit untuk dikenal..

    Teknik-teknik yang cukup akurat untuk mengidentifikasi jenis logam adalah dengan “metoda berat jenis”, melalui tes fisik/ mekanik dan pengamatan visual melalui tes “bunga api” (spark test ).

    1. Metoda Berat Jenis

    Berat jenis ( density ) dan “gaya berat spesifik” ( specific gravity ) dari suatu bahan berkaitan langsung dengan berat bahan itu sendiri.

    Gaya berat spesifik adalah berat suatu bahan bila dibandingkan dengan berat air dalam volume yang sama. Misalnya, berat jenis spesifik Aluminium adalah 2,70, maka artinya berat 1 cm3 Aluminium tersebut adalah 2,7 kali berat air dalam volume yang sama (1 cm3 air). Suatu metoda yang cukup mudah menentukan gaya berat spesifik adalah dengan mengukur berat suatu bahan dan dibandingkan dengan kehilangan berat bila dimasukkan ke dalam air

    2. Tes Fisik / Mekanik

    Pengujian/ tes fisik atau mekanik adalah tes yang paling sederhana dalam mengidentifikasi jenis logam. Tes ini hanya dapat memperkirakan kekerasan suatu logam ( membedakan mana logam yang keras dan yang lunak ), sehingga dengan demikian dapat juga diperkirakan jenis logam tersebut secara umum. Oleh karena itu, tes ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah memahami jenis-jenis logam dan karakteristiknya ( terutama baja ).
    Cara yang biasa dilakukan dalam tes fisik adalah dengan menggores, mengikir, memahat atau memukul dengan benda lain/ palu, sehingga dapat dilihat dan dirasakan tingkat kekerasannya.

    Artinya, benda yang tinggi tingkat kekerasannya akan sulit tergores, dikikir, dipahat dan dirusak oleh palu.

    3. Tes Bunga Api

    Tes bunga api ( spark test ) barangkali merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam mengidentifikasi jenis logam.

    Tes bunga api dilakukan melalui persepsi (mengartikan/ perkiraan ) pada warna, bentuk, panjang rata-rata, dan gejala bunga api selama tes dilakukan. Tes ini harus dilakukan dengan menggunakan mesin grinda kecepatan tinggi ( high speed power grinder ) dan bahan tes harus selalu digrinda pada posisi horizontal dengan latar belakang gelap.

    Secara umum tipe bunga api dari logam adalah : bercabang (dua/ tiga), spt. ujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/ aliran, berujung embel-embel, dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan kuning.


    Baja karbon mempunyai karakteristik bunga api bercabang berwarna kuning dengan bintang berwarna putih di ujungnya. Kandungan karbon dalam baja karbon dapat diperkirakan dari berapa banyak jumlah bintang berwarna putih pada saat pengujian. Sedang besi murni hanya akan kelihatan bunga api bercabang berwarna kuning.

    Jika besi dengan unsur paduan tungsten, maka bunga apinya akan berwarna merah terang; dan jika unsur paduannya nikel, maka warna bunga apinya akan tergantung pada jumlah kandungan paduannya, yaitu mulai putih sampai oranye.

    Adapun untuk bunga api besi tuang adalah berupa pancaran warna merah dengan sedikit lengkungan-lengkungan berwarna kekuning-kuningan, serta nikel adalah berwarna oranye berbentuk tajam yang pendek berombak.

    Besi Tuang

    Pengenalan tentang Besi Tuang

    - Dibuat dengan cara dituang/dicor dari bahan besi gubal
    - Besi gubal ini dilebur untuk memperoleh karbon yang diinginkan, kemudian dituang/dicor atau dicetak untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan
    - Besi tuang berisi 2-4% karbon dan mengandung
    - Belerang (S), menyebabkan besi tuang keras dan getas, cepat mengeras dan menyebabkan cacat berupa pori-pori udara, kandungan belerang tdk boleh lebih dari 0,1%.
    - Fosfor (P), membuat besi mudah mencair dan bertambah getas, bila mengandung fosfor lebih dari 0,3% besi tuang menjadi hilang kekerasannya dan tidak mudah dikerjakan, bila menginginkan besi yang halus dan tipis , kadar fosfornya 1-1,5%.
    - Silikon (Si), bila kandungannya kurang dari 2,5% menjadikan besi bersifat lebih mudah dituang. Silikon mengurangi besarnya susut pengerasan dan menjadikan besi bersifat lebih lunak,
    - Mangaan (Mn), membuat besi tuang lebih keras dan getas. Kandungan mangaan tdk boleh lebih dari 0,7 %.

    Sifat Besi Tuang

    - Keras dan mudah melebur/mencair
    - Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
    - Temperatur leleh 1250 derajat .
    - tidak berkarat
    - Tidak dapat diberi muatan magnit
    - Dapat dikeraskan dgn cara dipanasi kemudian didinginkan secara mendadak
    - Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang
    - Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat tekan sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
    - Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung dengan baut dan sekrup.

    Pemakaian Besi Tuang

    - Pipa yang menahan tekanan dari laur sangat tinggi
    - Tutup lubang saluran drainasi dan alat saniter lain
    - Bagian struk rangka yang menahan gaya tekan
    - Bagian mesin, blok mesin
    - Pintu gerbang,tiang lampu
    - Sendi, rol jembatan

    Dasar-Dasar Pengecoran (Ilmu Logam)

    BAB I
    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

         Kebutuhan logam ternyata tidak hanya sebatas benda dengan permukaan rata. Kebutuhan akan logam juga berkembang pesat seiring dengan teknologi yang mendukungnya. Sekarang kita bisa menghasilkan benda logam dalam bentuk apaun tanpa harus mengalami proses penenmpaan.
         Pada zaman dahulu untuk menhasilkan logam yang brbentuk rumit maka benda haruslah di panaskan dan
    dipukul sebagaimana proses penempaan pada umumnya. Namun seiring kemajuan zaman tuntutan akan kebutuhan logam semakin meningkat dan atas tuntutan itulah kini telah tercipta tungku-tungku pelebur besi yang menhasilkan suhu diatas 1500 °C
        Didlam makalah ini tercantum beberapa jenis pengecoran yakni:
    PERMANENT MOLD CASTING, CENTRIFUGAL CASTING, INVESTMENT CASTING, DIE CASTING, INJECTION MOLDING, BLOW MOLDING
    Yang setidaknya pembaca akan tahu sedikit tentang pengecoran.

    BAB II :

    1. PENGERTIAN PENGECORAN

         Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Pasir hijau untuk pengecoran digunakan sekitar 75 percent dari 23 million tons coran yang diproduksi dalam USA setiap tahunnya.
    Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional/contemporary casting.
    Teknik traditional terdiri atas :
    1. Sand-Mold Casting

    Untuk lebih lengkap makalahnya silakan klik Ini..

    Dasar Pengecoran Ilmu Logam

    Kebutuhan logam ternyata tidak hanya sebatas benda dengan permukaan rata. Kebutuhan akan logam juga berkembang pesat seiring dengan teknologi yang mendukungnya. Sekarang kita bisa menghasilkan benda logam dalam bentuk apaun tanpa harus mengalami proses penenmpaan.

    Pada zaman dahulu untuk menhasilkan logam yang brbentuk rumit maka benda haruslah di panaskan dan dipukul sebagaimana proses penempaan pada umumnya. Namun seiring kemajuan zaman tuntutan akan kebutuhan logam semakin meningkat dan atas tuntutan itulah kini telah tercipta tungku-tungku pelebur besi yang menhasilkan suhu diatas 1500 °C

    Tag :
    PERMANENT MOLD CASTING, CENTRIFUGAL CASTING, INVESTMENT CASTING, DIE CASTING, INJECTION MOLDING, BLOW MOLDING

    PENGERTIAN PENGECORAN

    Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

    Setelah logam cair memenuhi rongga dan kembali ke bentuk padat, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder. Pasir hijau untuk pengecoran digunakan sekitar 75 percent dari 23 million tons coran yang diproduksi dalam USA setiap tahunnya.

    Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional/contemporary casting.

    Teknik traditional terdiri atas :
    1. Sand-Mold Casting
    2. Dry-Sand Casting
    3. Shell-Mold Casting
    4. Full-Mold Casting
    5. Cement-Mold Casting
    6. Vacuum-Mold Casting

    Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas :
    1. High-Pressure Die Casting
    2. Permanent-Mold Casting
    3. Centrifugal Casting
    4. Plaster-Mold Casting
    5. Investment Casting
    6. Solid-Ceramic Casting

    Perbedaan secara mendasar di antara keduanya adalah bahwa contemporary casting tidak bergantung pada pasir dalam pembuatan cetakannya. Perbedaan lainnya adalah bahwa contemporary casting biasanya digunakan untuk menghasilkan produk dengan geometriyang kecil relatif dibandingkan bila menggunakan traditional casting.

    Hasil coran non-traditional casting juga tidak memerlukan proses tambahan untuk penyelesaian permukaan.

    Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam besi bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material non logam lainnya.

    MACAM-MACAM PENGECORAN

    * PERMANENT MOLD CASTING

    Jenis pengecoran ini , cetakannnya dapat dipakai berulang kali (terbuat dari logam dan grafit). Pengecoran ini dikhususkan untuk pengecoran logam non ferrous dan paduan.

    Kualitas pengecoran ini tergantung dari kualitas mold, umumnya dikerjakan dengan machining untuk mendapatkan kualitas yang bagus maka dikerjakan dengan proses machining yang memiliki keakuratan yang tinggi

    Advantage Permanent Mold Casting:
    1. Produksi Tinggi
    2. Cetakan dapat dipakai berulang kali
    3. Dalam operasinya tidak diperlukan tenaga ahli
    4. Ketelitian produk lebih baik daripada sand casting
    5. Tidak memerlukan proses lanjutan

    Disadvantage Permanent Mold Casting:
    1. Harga cetakan mahal
    2. Perlu perhitungan yang tepat dalam mengerjakan cetakan
    3. cetakan untuk satu macam produk
    4. ukuran produk kecil dan sederhana
    5. tidak dapat mengecor baja

    * CENTRIFUGAL CASTING

    Prinsip: Menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang berputar dan akibat gaya centrifugal logam cair akan termampatkan sehingga diperoleh benda kerja tanpa cacat.
    Pengecoran ini digunakan secara intensif untuk pengecoran plastik , keramik, beton dan
    semua logam.

    Advantage Centriugal Casting:
    1. Riser tidak diperlukan
    2. Produk yang berlekuk-lekuk dapat diproses dengan kualitas permukaan baik
    3. toleransi dimensi kecil
    4. ketebalan benda kerja uniform

    Disadvantage Centrifugal Casting:
    1. Harga peralatan mahal
    2. Biaya maintenance mahal
    3. Laju produksi rendah
    4. One product in one mold
    5. Gaya centrifugal besar

    Pengecoran Centrifugal dapat dibagi 2 macam , yaitu:
    A. Pengecoran Centrifugal Mendatar
    B. Pengecoran Centrifugal Vertikal

    INVESTMENT CASTING

    Proses pengecoran dengan pola tertanam dalam rangka cetak , kemudian pola dihilangkan dengan cara pemanasan sehingga diperoleh rongga cetak.

    Pola biasanya terbuat dari lilin (wax) , plastik atau mateial yang mudah meleleh . Pengecoran ini sering juga disebut WAX LOST CASTING.

    Proses Pengecoran ini Dibagi 2 Macam:
    A. Investment Flask Casting
    B. Investment Sheel Casting

    Prosedur Investment Casting:
    1. Membuat Master Pattern
    2. Membuat Master Die
    3. Membuat Wax Pattern 4
    4. Melapisi Wax Pattern
    5. Mengeluarkan Wax Pattern dari Mold
    6. Preheat Mold
    7. Menuangkan logam cair
    8. Mengeluarkan Produk

    Proses yang termasuk juga Investment Casting adalah FULL MOLD PROCESS atau LOST FOAM PROCESS. Bahan Pattern biasanya Expanded Polystyrene.

    DIE CASTING

    Proses ini mempergunakan tekanan dalam memasukkan logam cair ke dalam rongga cetakan dan dengan dibawah tekanan dibiarkan membeku .
    Die Casting umumnya untuk logam non Ferrous dan paduan . Die biasanya terbuar dari baja yang dikeraskan.

    Advantage Die Casting
    1. Ukuran dan bentuk benda sangat tepat
    2. Jarang menggunakan proses finishing
    3. Baik untuk produksi massal
    4. Waste material rendah.

    Disadvantage Die Casting
    1. Harga mesin dan cetakan mahal
    2. Bentuk benda kerja sederhana
    3. Benda kerja harus segera dikeluarkan
    4. Berat dan ukuran produk terbatas
    5. Umur cetakan menurun

    Berdasarkan prosesnya , Die Casting dapat dikelompokkan 2 jenis:
    A. Hot Chamber Die Casting
    B. Cold Chamber Die Casting

    HOT CHAMBER DIE CASTING

    Pada proses ini , tungku pencair logam jadi satu dengan mesin cetak dan silinder injeksi terendam dalam logam cair. Silinder injeksi digerakkan secara pneumatik atau hidrolik. Pada umumnya Die Casting jenis ini hanya cicik untuk deng, timah putih, timbal dan paduannya.

    Pada mesin ini mempunyai komponen utama : silinder plunger , leher angsa (goose neck) dan nozzle.

    Logam cair ditekan ke dalam rongga cetakan dengan tekanan tetap dipertahankan salama pembekuan terjadi. Leher angsa yang terendam logam cair sewaktu plunger pada kedudukan teratas . Kemudian logam cair diinjeksikan ke rongga cetakan dengan amat cepat.

    COLD CHAMBER DIE CASTING

    Pada mesin cetak ini, tungkunya terpisah dari mesinnya. Mesin membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk menutup cetakan dan pengisian rongga cetakan.

    M = Massa Benda Coran
    N = Jumlah Produk Yang DiproduksiW=M[1+(N-1)(1-0.3 x o.95) + 0.3 x 0.05]
    W=200 [ 1+(3000-1)(1-0.285) +0.015]
    W=429.060 gramJadi total aluminium yang harus disediakan 429,06 kg

    Cara kerja mesin ini, dimulai dari pencairan logam cair kemudian dituangkan ke dalam plunger yang berdekatan dengan cetakan, baru dilakukan penekanan secara hidrolis . Proses ini biasanya cocok untuk logam-logam yang memiliki temperatur leleh tinggi, misalnya aluminium dan magnesium.

    The Advantage of Cold Chamber Die Casting:
    1. Produk yang dibuat Hot Chamber bisa dibuat di sini
    2. Tidak terjadi serangan panas dari logam cair pada bagian mesin
    3. Dapat dioperasikan pada tekanan tinggi
    4. Kualitas benda kerja dapat dikontrol

    The Disadvantage of Cold Chamber Die Casting
    1. Diperlukan alat bantu
    2. Siklus kerja lebih lama
    3. Kemungkinan cacat cukup besar

    INJECTION MOLDING

    Perbedaan dengan Die Casting adalah cara material diumpankan dan msuk ke rongga cetakan . Injection molding dikhususkan untuk material non logam , mis gelas, plastik dan karet.

    Butiran plastik dimasukkan dalam hopper kemudian feed screw butiran plastik dipanaskan oleh elemen pemanas kemudian pada waktu sampai di nozzle sudah berupa cairan plastik dan cairan plastik ditekan masuk ke rongga cetakan . Die pada injection casting dilengkapi dengan sistem pendingin untuk membentu proses pembekuan (solidifikasi).

    BLOW MOLDING

    Proses ini digunakan untuk produk plastik, gelas dan karet , seperti botol plastik, gelas minuman, nipple karet, gelas kendi , dsb.

    Proses ini diawali dengan pembuatan parison (gumpalan cair dalam bentuk penampang pipa) dan dimasukkan ke mesin cetak tiup . Kemudian udara ditiup masuk melalui lubang penampang pipa, karena desakan udara maka gumpalan tadi akan menyesuaikan dengan bentuk cetakan dan dibiarkan sampai menjadi padat.

    The Advantage of Injection Molding
    1. Keakuratan dimensi tinggi
    2. Kualitas permukaan baik
    3. Siklus kerja pendek

    The anAdvantage of Injection Molding
    1. Harga mesin mahal
    2. Ekonomis untuk produksi massal

    TEKNIK PENGECORAN LOGAM

    Definisi pengecoran

    Review Proses Pengecoran Pengecoran (CASTING) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat
    Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan cirri dari proses pengecoran, yaitu :

    1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
    2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
    3. Pengaruh material cetakan
    4. Pembekuan logam dari kondisi cair

    Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent Mold). Cetakan pasir termasuk dalam expendable mold.

    Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau.

    Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat digunakan, bentonit, resin, furan atau air gelas.

    Terminologi Pengecoran dengan Cetakan Pasir

    Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :

    1. Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan pola.

    2. Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur cair logam paling kurang bahannya dari pasir.

    3. Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun. Gating sistem suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang akan diisi oleh logam cair.

    4. Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.
    Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue.

    Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga cetakan.

    5. Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.

    Pengecoran Cetakan Pasir

    Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cord an membersihkan produk cor.

    Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil. Tahapan yang lebih umum tentang pengecoran cetakan pasir diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.

    1. Pasir

    Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2). Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi.

    Ada dua jenis pasir yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak industri pengecoran.

    2. Jenis Cetakan Pasir

    Ada tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold. Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis green sand mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried.

    Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar.

    Dalam cetakan kotak dingin (box-cold-mold), pasir dicampur dengan pengikat yang terbuat dari bahan organik dan in-organik dengan tujuan lebih meningkatkan kekuatan cetakan. Akurasi dimensi lebih baik dari cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan ini lebih mahal.

    3. Pola

    Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.

    Jenis-jenis pola :

    a. Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)
    Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
    b. Pola terpisah (spilt pattern)
    Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
    c. Match-piate pattern

    Jenis ini popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi satu” dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil.

    4. Inti
    Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).

    5. Operasi Pengecoran Cetakan Pasir
    Operasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan produk cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair dan pembongkaran produk cor.

    PROSES PELEBURAN LOGAM

    Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam tungku.

    Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair).

    Cleaning fluxes, drossing fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes , Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola.

    Karakteristik masing-masing tungku peleburan adalah :

    a. Tungku busur listrik

    - laju peleburan tinggi atau laju produksi tinggi
    - polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
    - memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu - lama untuk tujuan pemaduan

    b. Tungku induksi

    > Khususnya digunakan pada industri pengecoran kecil
    > Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
    >Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah, sekitar 60 Hz)
    > Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro
    > Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir), penahanan temperatur (menjaga logam cair pada temperatur konstan untuk jangka waktu lama, sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting), dan duplexing/tungku parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam satu tungku dan memindahkannya ke tungku lain)

    c. Tungku krusibel

    > Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar.
    >Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
    >Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro

    d. Tungku kupola

    >Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan api
    >Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
    >Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju peleburan tinggi

    Muatan Kupola

    - Besi kasar (20 % - 30 %)
    - Skrap baja (30 % - 40 %)
    Kadar karbon dan siliko yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang banyak.

    > Skrap balik
    Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun, saluran masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran.

    >Paduan besi
    Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi. Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap baja.

    Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi kehilangan pada saat peleburan. Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn.

    Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas. Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 0,1 %

    BAGIAN-BAGIAN CETAK

    1. Pouring Basin berfungsi manampung kotoran atau slag (terak) yang ikut terbawa pada saat menuangkan logam dari laddle berfungsi juga menampung kelebihan logam cair.
    2. Riser berfungsi untuk menanpung kelebihan logam cair sebagai cadangan bila terjadi penyusutan dan juga berfungsi sebagai pemberat.
    3. Saluran turun (sprue) berfungsi untuk meneruskan lagam cair dari cawan tuang ke runner dan saluran masuk (gate).
    4. Gate berfungsi sebagaii saluran masuk yang menghubungi runner dengan rongga cetak (cavity).

    Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan pola:

    1. SHRINKAGE
    2. KELEBIHAN MATERIAL
    3. DRAFT ANGLE
    4. DISTORSI
    5. PATING LINE

    Kondisi cacat yang paling banyak dijumpai pada proses pengecoran saluran keluar
    teko adalah lubang saluran keluar pada ujung teko yang terlalu sempit bahkan tertutup
    di akhir proses pengecoran. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pengecoran ini
    sehingga menyebabkan cacat tersebut. Kondisi cacat ini dapat direpresentasikan
    dengan ketebalan dari produk cor saluran keluar teko.

    Pada makalah ini akan dianalisa faktor yang paling signifikan mempengaruhi ketebalan saluran teko hasil cor. Metode yang digunakan adalah metode desain eksperimen khususnya metode desain faktorial untuk menentukan faktor-faktor yang signifikan serta kondisi optimumnya dan metode response surface untuk mendapatkan model pendekatan untuk ketebalan saluran teko sebagai fungsi dari faktor-faktor tersebut sehingga dapat diperoleh kondisi keseluruhan yang paling optimal.

    Dari analisa hasil eksperimen ini ditemukan bahwa faktor yang signifikan terhadap ketebalan adalah temperature tuang, radius sprue dan holding time. Dapat pula disimpulkan bahwa kondisi optimum dari factor-faktor tersebut adalah temperatur tuang 475?C, radius sprue 29.6 mm dan holding time 8 detik yang menghasilkan ketebalan sebesar 2.54 mm. 14


    KESIMPULAN


    Di dunia industri sekarang ini kebutuhan akan logam semakin meningkat tidak lain karna rasa ingin memiliki dari konsumen yang tidak ada habisnya. Banyak pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk meraup uang dari kebiasaan manusia tersebut, semua kebutuhan akan logam yang tak mungkin dikerjakan dengan mesin konfensional itulah yang merupakan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang sebenarnya merupakan suatu peluang bisnis yang cukup menjanjikan di negara indonesia ini Peluang bisnis berupa pengecoran logam itulah yang sekarang ini telah ditekuni oleh banyak orang atau perusahaan.

    Pengecoran sangat berguna karna tanpa pengecoran maka dunia industri logam dunia tidak akan ada, karna pengecoranlah yang merupakan proses awal pembuatan logam dari biji besi.




    TEKNIK PENGECORAN Jilid 1

    Pengecoran logam merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang dipelajari oleh umat manusia. Walaupun telah berumur sangat tua, ilmu pengecoran logam terus berkembang dengan pesatnya. Berbagai macam metode pengecoran logam telah ditemukan dan terus disempurnakan, diantaranya adalah centrifugal casting, investment casting, dan sand casting serta masih banyak lagi metode-metode lainnya. Dalam memahami ilmu pengecoran logam tidaklah cukup hanya dengan mengerti teori pengecoran logam semata, karena ilmu pengecoran logam ini menuntut pula pemahaman dalam penerapannya baik melalui eksperimen maupun praktikum. Pengecoran adalah membuat komponen dengan cara menuangkan bahan yang dicairkan ke dalam cetakan. Bahan disini dapat berupa metal maupun non-metal. Untuk mencairkan bahan diperlukan furnace (dapur kupola). Furnace adalah sebuah dapur atau tempat yang dilengkapi dengan heater (pemanas). Bahan padat dicairkan sampai suhu titik cair dan dapat ditambahkan campuran bahan seperti chrom, silikon, titanium, aluminium dan lain-lain supaya bahan menjadi lebih baik. Bahan yang sudah cair dapat dituangkan ke dalam cetakan.

    Aplikasi dari proses pengecoran sangat banyak salah satunya dapat di temui dalam pembuatan torak beserta komponen-komponennya. Dalam proses pembakaran pada motor diesel terjadi akibat pemampatan udara di dalam silinder sehingga menaikkan suhu udara tekan dalam ruang bakar, kemudian disemprotkan bahan bakar solar ke dalam silinder yang telah berisi udara-panas. Setelah bahan bakar bersentuhan dengan udara-panas maka terjadilah proses pembakaran. Proses pembakaran bahan bakar ini menimbulkan temperatur dan tekanan di dalam silinder menjadi sangat tinggi dan gas pembakaran mampu mendorong piston dengan tenaga yang besar sehingga terjadi gesekan pada dinding silinder oleh cincin pada piston. Pemasangan cincin piston pada silinder harus selalu menekan dinding silinder dengan gaya pegasnya. Hal ini menambah besarnya gaya gesek cincin terhadap dinding silinder. Peningkatan temperatur yang terjadi pada ruang bakar meyebabkan terjadinya pemuaian material cincin-piston dan lebih lanjut mengadakan tekanan ke dinding silinder. Hal ini juga menyumbang besarnya gaya gesek terhadap dinding silinder. Kekasaran permukaan bidang kontak antara dinding piston dengan silinder dan dengan adanya gaya gesek yang besar, menyebabkan keauasan pada dinding silinder semakin mudah. Material silinder memiliki sifat getas, lunak dan tidak tahan panas akan mudah keausan dinding silinder. Pemilihan bahan silinder sangat diawasi karena silinder memegang peranan penting lancarnya gerakan piston. Proses Pembuatan Secara umum proses pengecoran dilakukan melalui beberapa tahap mulai dari pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran disebut dengan coran atau benda cor. Proses pengecoran bisa dibedakan atas 2 yaitu : proses pengecoran dan proses pencetakan. Proses pengecoran tidak menggunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan sedangkan proses pencetakan adalah logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Cetakan untuk kedua proses ini berbeda dimana proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir sedangkan proses pencetakan, cetakannya dibuat dari logam.
    Cetakan pasir yang digunakan dalam proses pengecoran berdasarkan jenis pola dibedakan atas :

    1. pola yang dapat digunakan berulang-ulang
    2. pola sekali pakai.
    Pemilihan Bahan
    Keausan silinder liner diperparah oleh pemakaian material bermutu rendah yaitu jumlah komposisi material tersebut yang memiliki ketahanan aus rendah sangat besar. Dalam penggunaan sebaiknya dipakai bahan besi cor kelabu dimana mengandung unsur besi (Fe = 92,95 %), silikon (Si = 2,339 %), karbon (C = 3,108 %) dan mangan (Mn = 0,938 %) yang merupakan unsur utama pada besi tuang kelabu.

    Penambahan silikon pada besi-cor akan memperoleh sifat encer (fluidity) dan sedikit getas. Mangan yang dipadukan akan menambahkan sifat kekuatan pada besi-cor. Besi-cor ini memiliki kelebihan agak getas, kekuatan-tarik rendah, kekuatan tekan tinggi dan mempunyai mampu cor sangat baik serta murah dan paling banyak dipergunakan untuk benda-benda coran. Apabila bahan silinder terbuat dari bahan dibawah persyaratan yang ditentukan untuk pemakaian ruang bakar, maka kemungkinan cepat aus besar sekali.